Kali ini kita bersua dan membicarakan seputarang angkutan kota di kota jakarta tercinta ini. tidak menarik ? ohh...pastinya .. itu karena apalagi yang bisa dibicarakan dari metro mini,mikrolet,kwk,kopaja,dan teman-temannya itu. Cerita sumpek yang sama,cerita ugal-ugalan yang serupa. Tapi,jaman dahulu kala, ada sekelumit cerita tentang angkutan kota jakarta yang bernama Trem ....
Dahulu kala, tahun 1869, trem kuda mulai beroperasi. ditarik oleh empat ekot kuda bernama jaka,joki,joko,dan jeki (?) bisa menampung hingga 40 penumpang. Tentunya bagian nama kuda itu adalah bohong belaka, tapi sisanya bukan fiktif. Berjalan di atas rel, trem kuda membelah jakarta mulai dari kota intan, pintu air, pasar baru,lapangan banteng,pasar senen, kramar,dan berakhir di jatinegara.
penumpang naik harus pake karcis, yang di stempel dengan nomor. harganya 10 persen per sekali naik. trus, kalo ada yang mau turun/naik, kodekturnya akan memerintahkan kusir berhenti dengan cara membunyikan lonceng . namun pada jaman trem kuda ini beroperasi, banyak kuda berguguran. mereka kelelahan menarik gerbong yang memuat puluhan orang, apalagi kalo pas bagian yang nanjak. nah, waktu itu kuda-kudanya pada menggigit besi, makanya sering kan lo mendengar istilah 'zaman kuda gigit besi itu tuh asalnya dari sini.
karena cenderung menzalimi para kuda, akhirnya tahun 1881 trem uap datang menggantikan. dengan bahan bakar batubara, bunyi lonceng trem uap pun bisa terdengar sampai kejauhan. lintasannya masih sama dengan trem kuda. di atas trem, ada masinis yang pribumi, dengan seorang petugas yang menyalakan api. trus ada dua orang kondektur. yag berseragam tapi tanpa alas kaki. kepala kondekturnya sendiri biasanya adalah seorang eropa pensiunan negara,
Namun yang cukup diingat dari trem uap aalah penerapan sisem kelas. Ada kelas satu, kelas dua dan gerbong khusus kelas tiga untuk pribumi, yang harganya lebih murah. Orang eropa,cina dan arab gak boleh duduk di kelas tiga. emski meninggalkan gumpalan asap yang mengepul, trem uap sungguh nostalgik. kebayang kan duduk berduaan melihat senja jakarta dari balik jendela trem?
trem uap
tercatat tanggal 10 april 1899, trem listrik mulai beroperasi. pake tenaga listrik , jadi gak berpolusi. diatas rel jadi bergantungan kabel-kabel listrik. Jalurnya dari kota intan, bank indonesia,kota tengek,jembatan baru,jembatan senti, pangeran jayakarta,pasar senen , tanah tinggi, dan berakhir di kramat
trem listrik
semua boleh naik trem listrik . bahkan beberapa kali tercatat gerbong trem listrik yang dihiasi tulisan-tulisan pencacah semangat nasionalisme! seperti 'Better to hell than tu be colonized again!' yang artinya 'lebih baik mati daripada dijajah!' sungguh mengharukan rupanya...
namun tahun 1962 , trem resmi ditutup. Waktu itu pas jaman walikota sudiro. Alasannya macam-macam dan simpang-siur. ada yang bilang karena trem adalah bentuk transportasi sisa jaman penjajahan belanda. Ada juga yang bilang karena adanya kontrak bisnis antara pemerintah indonesia dengan pemerintah jepang yang mengisyaratkan adanya impor mobil sebanyak-banyaknya. bung karno pun sempet bilang kalo trem gak cocok buat kota semacam jakarta. beliau lebih setuju dibangun metro atau kereta api bawah tanah (yah..mungkin bung karno gak akan mengira metro mini jadinya akan se-seram pangan sekarang) Maka, wassalam sudah jaman trem di kota jakarta kita. Gak ada lagi pacaran-pacaran lucu keliling kota naik kereta api. gak ada lagi bunyi-bunyi lonceng masinis. Goodbye trem, hell-o metromini !
sumber: Provoke! issue 22/ sep 2008/ vol. three








